Dampak, dan Upaya Penanganan Banjir Ekstrem di Denpasar Bali 10 September 2025

banjir ekstrem di Denpasar Bali
banjir ekstrem di Denpasar Bali

whatnaomididnext.com – Bencana banjir ekstrem di Denpasar Bali 10 September 2025 membawa duka mendalam bagi warga Bali. Hujan deras yang turun selama dua hari berturut-turut mengakibatkan lebih dari 120 titik banjir di tujuh wilayah administrasi, merusak rumah, fasilitas publik, hingga merenggut nyawa. Berdasarkan data sementara, 14 korban tewas telah ditemukan, sementara dua orang masih dalam pencarian.

Read More : Denpasar Lumpuh, Banjir Bali 2025 Jadi Sorotan Dunia!

Penyebab Banjir Ekstrem di Denpasar Bali

BMKG menyatakan bahwa hujan ekstrem di Bali dipicu oleh gelombang ekuatorial Rossby, fenomena yang memicu pertumbuhan awan konvektif masif. Awan ini menyebabkan hujan deras yang tidak terkendali dan disertai angin kencang.

Curah hujan tercatat mencapai lebih dari 150 mm per hari, kategori sangat berbahaya. Kelembaban udara tinggi hingga lapisan 500 milibar memicu terbentuknya awan hujan dengan puncak yang sangat tinggi, sehingga hujan deras disertai petir dan angin kencang tak terhindarkan.

Selain itu, yang menjadi masalah adalah drainase di Denpasar tidak memadai. Banyak saluran air tersumbat sampah dan sedimentasi, membuat air meluap ke permukiman dan fasilitas umum. Masalah ini menunjukkan perlunya perbaikan sistem pengelolaan air yang lebih modern dan terintegrasi.

Kemudian, isu alih fungsi lahan yang masif menjadi permukiman dan area komersial mengurangi ruang resapan air. Minimnya ruang hijau membuat tanah tidak mampu menyerap air, meningkatkan risiko banjir.

Dampak Banjir Ekstrem

Banjir ini tidak hanya menelan korban jiwa, tapi juga menyebabkan ribuan warga mengungsi. Infrastruktur rusak parah, mulai dari jalan, jembatan, hingga fasilitas umum seperti pasar dan rumah ibadah. Listrik dan pasokan air terganggu, menimbulkan kesulitan tambahan bagi warga terdampak.

Baca juga: Indonesia Antisipasi Wisatawan Nakal, Bali Siap Deportasi Cepat Bagi Pelanggar

Upaya Penanganan dan Pemulihan

Tim SAR lebih dari 200 orang dikerahkan untuk evakuasi menggunakan perahu karet dan kendaraan amfibi. Pemerintah daerah bekerja cepat memperbaiki jalan, jembatan, dan jaringan listrik, khususnya fasilitas vital seperti rumah sakit dan bandara. BMKG juga aktif memberikan peringatan dini dan edukasi mengenai menjaga kebersihan drainase serta kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.

Banjir ekstrem di Denpasar Bali 10 September 2025 menjadi pengingat penting bahwa mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan harus serius dijalankan. Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran krusial menjaga kebersihan lingkungan dan mematuhi arahan resmi. Dengan kerja sama yang konsisten, risiko bencana serupa dapat ditekan di masa depan.