Whatnaomididnext.com – Revitalisasi sungai bukan hanya soal memperindah kawasan, tapi juga mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli lingkungan. Itulah semangat yang diusung Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam program revitalisasi Sungai Tukad Wang Biga, Desa Pemogan, Denpasar Selatan. Program ini menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat agar wilayah lebih tertata, sehat, dan berkelanjutan.
Read More : Kanwil Kemenkum Bali Tunjukkan Kepedulian Lewat Bantuan Banjir di Denpasar
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Program revitalisasi ini lahir dari kerja sama pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Denpasar. Mensos menegaskan bahwa perubahan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Warga Pemogan dinilai berhasil mengubah kawasan yang dulunya kumuh menjadi ruang hidup yang lebih layak melalui rehabilitasi sosial.
Revitalisasi Sungai Sebagai Titik Awal
Revitalisasi sungai menjadi pintu masuk menuju perubahan yang lebih besar. Menurut Mensos, menjaga kebersihan dan keindahan sungai sama artinya dengan menjaga keberlangsungan hidup generasi mendatang. Program ini sudah dimulai sejak Februari 2025 dan ditargetkan menjangkau 6–7 km aliran sungai. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang yang patut diapresiasi.
Apresiasi dan Dukungan Berkelanjutan
Dukungan dari DPR RI, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kota Denpasar menjadi kunci keberhasilan program ini. Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyampaikan bahwa revitalisasi sungai tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tapi juga kesadaran warga untuk menjaga kebersihan. Pemerintah Kota berkomitmen melanjutkan kolaborasi agar program ini tidak berhenti di tengah jalan.
Baca juga: Bi Bali Kolaborasi Umkm Dan Wisata Herbal Dorong Ekonomi Digital Lokal
Inovasi dan Bantuan Nyata untuk Warga
Selain meresmikan program, Mensos juga meninjau langsung aktivitas masyarakat, mulai dari pengolahan sampah dengan maggot, penggunaan mesin pencacah plastik karya anak Bali, hingga penyerahan bantuan senilai lebih dari Rp1,4 miliar. Bantuan itu termasuk mesin pencacah sampah organik, motor cikar, kapal pengangkut sampah, dan rumah biokonversi maggot untuk warga Pemogan.
Revitalisasi sungai di Denpasar adalah contoh nyata bahwa perubahan lingkungan bisa dimulai dari hal sederhana, yakni kolaborasi dan kepedulian. Kita sebagai bagian dari masyarakat juga bisa mengambil peran kecil, misalnya dengan mengurangi sampah plastik, menjaga kebersihan sekitar rumah, atau ikut serta dalam kegiatan gotong royong. Jika setiap warga punya kesadaran yang sama, revitalisasi sungai bukan hanya sekadar proyek, melainkan gerakan bersama untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.