Whatnaomididnext.com – Peristiwa banjir di Bali yang melanda Kota Denpasar beberapa hari lalu menyisakan luka mendalam bagi para pedagang. Deretan ruko di kawasan Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari menjadi saksi bisu bagaimana air bah menghantam barang dagangan hingga menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. Banyak pedagang harus berhenti berjualan sementara waktu karena kiosnya dipenuhi lumpur dan barang dagangan terendam air.
Read More : Denpasar Selatan
Kisah Pedagang yang Terdampak Banjir di Bali
Muhammad, seorang pedagang tekstil di Jalan Sulawesi, mengaku kerugiannya mencapai puluhan juta rupiah. Banyak kebaya yang ia jual rusak berat akibat lumpur dan air yang masuk ke rukonya. Selama puluhan tahun berdagang, baru kali ini ia mengalami banjir sebesar ini. “Sejak saya lahir, baru kali ini merasakan musibah separah ini,” ujarnya dengan nada pilu.
Hal serupa dirasakan Amatullah Rafiqa. Meski rukonya dipenuhi lumpur, ia tetap bersyukur keluarganya selamat. “Yang penting kita bisa bersyukur. Barang bisa rusak, tapi nyawa jauh lebih berharga,” katanya. Namun, ia juga berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi aliran sungai agar bencana serupa bisa dicegah.
Baca juga: Job Fair Undiksha Buka Peluang Karier Lulusan Denpasar, Antusias Meningkat
Pedagang Pasar Kumbasari Juga Merugi
Di Pasar Kumbasari, kerugian pedagang juga tak kalah besar. Ibu Made, yang telah berjualan sejak 2016, menaksir kerugiannya mencapai Rp50 juta karena baju dagangannya rusak. Begitu juga dengan Ibu Gusti Ayu yang mengalami kerugian sekitar Rp10 juta. Keduanya berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk membantu pedagang bangkit kembali setelah banjir di Bali.
Harapan untuk Penanganan Banjir di Bali
Banjir memang bencana alam yang sulit dihindari, tapi bukan berarti tidak bisa diminimalisasi. Kasus banjir di Bali kali ini menjadi peringatan bahwa tata kelola sungai, sistem drainase, dan perencanaan kota harus lebih diperhatikan. Pemerintah daerah, BNPB, dan masyarakat seharusnya bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih siap menghadapi cuaca ekstrem.
Sebagai warga, kita juga bisa ikut berperan dengan menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan. Kalau sistem drainase bersih dan aliran sungai lancar, risiko banjir bisa ditekan.
Kisah para pedagang yang merugi akibat banjir di Bali bukan hanya cerita tentang kerugian materi, tetapi juga tentang harapan. Semoga musibah ini membuka mata semua pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan keselamatan bersama.