Whatnaomididnext.com – Warga Bali dikejutkan oleh kabar duka meninggalnya seorang siswa SMP Negeri 2 Kuta Utara berinisial IMWAS (14). Yang ditemukan gantung diri di kediamannya di Banjar Padang Bali, Desa Dalung, pada Senin (1/9/2025) sore. Peristiwa ini menjadi sorotan masyarakat, terutama di media sosial, meski kepolisian menegaskan tidak ada indikasi bullying yang terkait dengan kasus ini.
Read More : Adzan Maghrib Denpasar
Dugaan Awal Bunuh Diri dan Klarifikasi Polisi
Informasi awal mengenai dugaan bunuh diri akibat bullying pertama kali muncul melalui unggahan media sosial anggota DPD RI, Dr. Arya Wedakarna. Namun, Polsek Kuta Utara melakukan penelusuran dan memastikan bahwa korban tidak mengalami perundungan di sekolah.
PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aipda Ni Nyoman Ayu Inastuti, menjelaskan bahwa pihak kepolisian tetap memantau sekolah dan lingkungan sekitar untuk mencegah berkembangnya isu liar di masyarakat maupun media sosial. โKami juga berkoordinasi dengan pihak sekolah dan keluarga untuk menjaga situasi tetap kondusif,โ tegasnya.
Profil Korban dan Kondisi di Sekolah
Kepala SMP Negeri 2 Kuta Utara, Ida Bagus Nyoman Segarayoga, S.Sn., menegaskan bahwa korban dikenal sebagai siswa baik, aktif, namun pendiam. Korban tidak menunjukkan tanda-tanda depresi maupun masalah serius.
โKorban terakhir terlihat bercanda dengan teman-temannya. Saat sidak terkait aturan larangan membawa sepeda motor, korban tidak melakukan pelanggaran,โ ujar Segarayoga.
Selain itu, pihak keluarga juga membenarkan bahwa IMWAS tidak pernah mengeluhkan masalah di sekolah. Pemeriksaan ponsel korban oleh polisi juga tidak menemukan jejak percakapan yang mengarah pada bullying.
Baca juga: Kasus Pelecehan Anak Kembali Terjadi di Bali! Langsung Dilaporkan Istri ke Polisi
Perubahan Sikap Korban Sebelum Kejadian
Meski tidak ada indikasi bullying, keluarga sempat melihat adanya perubahan perilaku korban. IMWAS belakangan lebih murung dan sering menyendiri. Kejadian tragis ini pertama kali diketahui oleh ibunya yang menemukan korban tergantung dengan seutas kain di pintu kamar sekitar pukul 18.00 WITA.
Korban segera dilarikan ke RS Mangusada, namun nyawanya tidak tertolong. Prosesi pemakaman berlangsung pada Rabu (3/9/2025) di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng. Keluarga menyatakan telah ikhlas menerima musibah ini dan memilih untuk tidak membuat laporan resmi ke kepolisian.
Upaya Monitoring dan Pendalaman Kasus
Polisi menegaskan bahwa mereka tetap melakukan pendalaman kasus bersama unit terkait untuk memastikan tidak ada faktor lain yang memicu peristiwa tragis ini. Langkah ini juga dilakukan untuk menjaga kondisi masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak jelas kebenarannya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kondisi mental remaja. Meskipun tidak ada bukti bullying, perubahan sikap remaja yang tiba-tiba murung atau menarik diri dari lingkungan sosial sebaiknya tetap menjadi perhatian keluarga dan sekolah.