whatnaomididnext.com – Kasus korupsi yang menjerat mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, membuat publik kembali menyoroti berbagai program yang pernah diluncurkan. Salah satunya adalah bantuan laptop berbasis Chromebook yang dulu sempat dibagikan ke sekolah-sekolah di Indonesia. Meski kini ramai dipertanyakan, ternyata di Kabupaten Badung, Bali, perangkat tersebut masih bermanfaat dan digunakan untuk mendukung pembelajaran.
Read More : Denpasar Budaya Kreatif: Tenun Dan Manuskrip Jadi Tulang Punggung Identitas
Chromebook Bantuan Nadiem Makarim Masih Terpakai di Badung
Salah satu sekolah yang masih menggunakan Chromebook tersebut adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Abiansemal, Badung, Bali. Sekolah yang berdiri di lokasi bekas pasar Latu ini masih menyimpan perangkat Chromebook di ruang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Menurut pihak sekolah, laptop itu digunakan oleh para siswa ketika proses belajar mengajar yang membutuhkan akses digital.
Namun, pemakaian Chromebook ini tetap terbatas. Hal tersebut karena perangkat hanya dapat berfungsi optimal jika terhubung dengan internet. Untuk itu, sekolah menyediakan fasilitas jaringan agar siswa dapat mengakses materi pembelajaran secara daring.
Peran Chromebook dalam Proses Belajar
Keberadaan Chromebook ini cukup membantu guru dan siswa, khususnya dalam mendukung kegiatan berbasis teknologi. Dengan sistem operasi ringan dan akses langsung ke layanan Google, perangkat ini mempermudah pencarian materi, latihan soal, hingga kegiatan presentasi.
Meski demikian, tidak semua sekolah bisa memanfaatkannya secara maksimal. Keterbatasan internet di beberapa wilayah menjadi kendala utama. Namun bagi sekolah di Abiansemal, fasilitas ini masih dianggap relevan dan bermanfaat hingga saat ini.
Baca juga: Influencer Judi Vs Hukum Bali: Siapa Yang Sepatutnya Disalahkan?
Tantangan dan Harapan Penggunaan Chromebook di Sekolah
Meski masih terpakai hingga kini, penggunaan Chromebook di sekolah juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Keterbatasan jaringan internet menjadi hambatan utama, karena perangkat ini membutuhkan koneksi stabil untuk bisa berfungsi maksimal. Selain itu, kemampuan guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum juga menjadi faktor penting agar Chromebook benar-benar efektif. Di sisi lain, masih ada harapan besar dari guru dan siswa agar perangkat semacam ini terus
mendapat dukungan. Dengan pelatihan yang tepat, infrastruktur internet yang memadai, serta pemeliharaan rutin, Chromebook bisa menjadi jembatan bagi siswa untuk lebih melek digital dan siap menghadapi perkembangan zaman. Teknologi pendidikan seperti ini diharapkan tidak hanya menjadi program sesaat, melainkan benar-benar memberi dampak jangka panjang bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Kasus hukum yang menimpa Nadiem Makarim memang membawa dampak besar terhadap persepsi publik, termasuk terhadap program bantuan Chromebook. Meski demikian, di Bali, khususnya Kabupaten Badung, perangkat tersebut terbukti masih memberi manfaat nyata bagi proses pembelajaran di sekolah. Chromebook yang tersimpan di ruang TIK tetap menjadi bukti bahwa teknologi pendidikan, jika digunakan dengan tepat, mampu mendukung kualitas belajar siswa.