whatnaomididnext.com – Kasus pelecehan anak kembali terjadi di Bali. Seorang pria berinisial RW yang tinggal di Denpasar dilaporkan oleh istrinya sendiri karena diduga berkali-kali melecehkan anak tirinya, C, yang masih duduk di bangku SMP. Kasus ini menjadi sorotan publik karena pelaku adalah ayah tiri yang seharusnya melindungi, bukan justru menyakiti.
Read More : Imigrasi Denpasar Catat Kenaikan Deportasi Warga Asing, 378 Tahun 2024
Kronologi Kasus Pelecehan Anak Tiri di Bali
Menurut keterangan ibu korban, S, ia sebenarnya sudah mengetahui adanya kejanggalan sejak lama. Bahkan, S pernah mendapati indikasi sejak 2004, namun saat itu tidak ada bukti kuat sehingga kasus tersebut tidak bisa ditindaklanjuti. Hingga akhirnya, pada 30 Agustus 2025, korban C mengaku kepada ibunya bahwa dirinya sudah dilecehkan sebanyak empat kali.
Korban juga mengungkapkan bahwa RW mengancam agar ia tidak memberitahu orang lain. Akibat trauma yang dialami, C menjadi murung, enggan makan, bahkan sempat dibully di sekolah karena perubahan sikapnya yang terlihat berbeda.
Respons Keluarga dan Polisi
Sempat ada upaya ibu korban untuk memperingatkan RW agar tidak mengulangi perbuatannya. Namun, perubahan perilaku C membuat S semakin curiga. Saat akhirnya C berani bicara, S langsung melaporkan kasus ini ke Mapolda Bali.
Ironisnya, bukannya mendapat dukungan, korban justru mendapatkan hinaan dari nenek tirinya. Kondisi ini menambah luka psikologis bagi korban yang masih sangat muda.
Kini, RW telah ditahan di Polresta Denpasar. Penyidik Ditreskrimum Polda Bali menegaskan bahwa laporan mengenai mertua S tidak dapat diproses karena posisinya tidak berada di lokasi kejadian. Fokus utama saat ini adalah penanganan terhadap pelaku utama, yakni RW.
Baca juga: Bi Bali Kolaborasi Umkm Dan Wisata Herbal Dorong Ekonomi Digital Lokal
Upaya Pencegahan dan Perlindungan Anak dari Pelecehan
Kasus pelecehan anak tiri di Bali ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan orang tua dan lingkungan sekitar. Anak sering kali sulit bercerita karena adanya rasa takut, ancaman, atau rasa bersalah. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan keluarga maupun masyarakat untuk mencegah terjadinya pelecehan terhadap anak yakni :
- Bangun komunikasi terbuka dengan anak, Orang tua perlu menciptakan suasana nyaman agar anak berani bercerita jika ada hal yang membuatnya tidak nyaman.
- Ajarkan pendidikan seksual sejak dini,ย Anak perlu dibekali pemahaman tentang bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain serta bagaimana cara menolak jika merasa dilecehkan.
- Awasi perubahan perilaku anak,ย Anak yang tiba-tiba murung, menolak makan, atau tidak mau sekolah bisa jadi sedang menghadapi masalah serius.
- Laporkan segera ke pihak berwenang,ย Jika ada indikasi pelecehan, laporan harus segera dilakukan agar anak mendapat perlindungan hukum dan psikologis.
Selain itu, dukungan psikologis bagi korban sangat penting agar anak dapat pulih dari trauma. Pemerintah dan lembaga perlindungan anak juga memiliki peran besar dalam memberikan pendampingan, baik secara hukum maupun mental, agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Kasus pelecehan anak tiri di Bali ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat bahwa kekerasan terhadap anak bisa terjadi di lingkungan terdekat. Dukungan keluarga dan keberanian korban untuk bersuara menjadi kunci dalam mengungkap kasus semacam ini.