Whatnaomididnext.com – Banjir besar melanda Denpasar dan Badung, Bali, Rabu dini hari, memaksa ribuan warga waspada dan menunda aktivitas. Jalan-jalan utama terendam, kendaraan nyaris tak bergerak, dan kawasan pariwisata terancam lumpuh. Di tengah kepanikan, Menteri PU Dody Hanggodo bergerak cepat, memimpin langkah tanggap darurat dengan alat berat dan pompa mobile. Aksi cepat ini berhasil menurunkan genangan air di titik-titik kritis, membuka kembali akses jalan vital. Warga pun mulai bernapas lega, aktivitas pariwisata Bali perlahan pulih.
Read More : Waktu Sholat Denpasar
Komitmen Kementerian PU dalam Penanganan Bencana
Dalam keterangan tertulisnya, Menteri PU menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan penuh terhadap masyarakat Bali yang terdampak banjir. “Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bali,” ujarnya.
Kementerian PU memang memiliki peran strategis dalam menangani infrastruktur dan bencana alam, termasuk banjir besar yang kali ini melanda wilayah Bali.
Penyebab Banjir di Denpasar dan Badung
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan ekstrem dengan intensitas mencapai 245,5 milimeter per hari menjadi pemicu utama banjir. Kondisi ini menyebabkan debit Sungai Tukad Badung meningkat hingga 85,85 m³/detik, sehingga meluap dan menggenangi kawasan permukiman serta jalan utama di Kecamatan Denpasar Barat.
Langkah Cepat Tanggap Darurat
Kementerian PU langsung mengerahkan sejumlah alat berat untuk membantu proses pembersihan sampah yang menghambat aliran air. Selain itu, pompa mobile juga ditempatkan di beberapa titik banjir guna mempercepat penyedotan air agar genangan bisa segera surut.
Koordinasi dilakukan secara intensif bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, TNI-Polri, pemerintah daerah, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar. Tim reaksi cepat disiagakan lengkap dengan peralatan berat untuk mengantisipasi apabila terjadi kondisi darurat lanjutan.
Monitoring Infrastruktur dan Kondisi Lapangan
Selain langkah tanggap darurat, Kementerian PU juga melakukan pengecekan infrastruktur untuk memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan masyarakat. Pengecekan ini meliputi waduk, pintu air, serta saluran drainase yang rawan tersumbat oleh sampah.
Upaya monitoring ini penting agar langkah penanganan berjalan efektif sekaligus mencegah potensi banjir susulan.
Baca juga: Viral! Job Fair Undiksha Lies Denpasar, Gambar Masyarakat Menanti Kesempatan
Kondisi Terkini, Genangan Mulai Surut
Berkat langkah cepat tersebut, genangan air di beberapa titik utama Kabupaten Badung mulai berangsur surut. Beberapa ruas jalan vital seperti Sunset Road, Legian, Raya Canggu Kerobokan, Bypass Ngurah Rai, Setia Budi, hingga Underpass Dewa Ruci (Simpang Siur) sudah dapat dilalui kendaraan. Pulihnya akses jalan ini membawa dampak positif terhadap arus lalu lintas dan aktivitas ekonomi, terutama di kawasan pariwisata Bali yang sebelumnya lumpuh akibat banjir.
Dampak Positif Penanganan Cepat
Penanganan cepat yang dilakukan Kementerian PU menunjukkan efektivitas koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Tidak hanya membantu Denpasar, tetapi juga memberikan manfaat bagi wilayah Badung yang menjadi salah satu pusat wisata di Bali. Dengan langkah strategis ini, aktivitas masyarakat dan pariwisata di Bali perlahan bisa kembali normal meski sempat lumpuh akibat bencana banjir besar.